Jumat, 25 Januari 2013

Hadits- Hadits Nabi Muhammad S.A.W mengenai Zina dan Pornografi

Hadits- Hadits Nabi Muhammad S.A.W mengenai Zina dan Pornografi

1. Hadis riwayat Abdullah ra., ia berkata: 
Aku bertanya kepada Rasulullah saw: Dosa apakah yang paling besar menurut Allah? Rasulullah saw. bersabda: Engkau membuat sekutu bagi Allah, padahal Dialah yang menciptakanmu. Aku berkata: Sungguh, dosa demikian memang besar. Kemudian apa lagi? Beliau menjawab: Engkau membunuh anakmu karena takut miskin. Aku tanya lagi: Kemudian apa lagi? Rasulullah saw. menjawab: Engkau berzina dengan istri tetanggamu (HR Muslim).


2. Hadis riwayat Abu Hurairah ra.: 
Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Jauhilah tujuh hal yang merusak. Ada yang bertanya: Ya Rasulullah, apa tujuh hal itu? Rasulullah saw. bersabda: Menyekutukan Allah, sihir, membunuh jiwa yang diharamkan Allah kecuali dengan alasan yang benar, makan harta anak yatim, makan riba, lari dari medan pertempuran dan menuduh berzina wanita-wanita yang terjaga (dari berzina) yang lalai dan beriman (HR Muslim).


3. Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata: 
Pada masa Rasulullah saw. pernah terjadi gerhana matahari. Saat itu Rasulullah saw. melakukan salat gerhana, Ketika salat usai matahari sudah nampak sempurna kembali. Beliau berkhutbah di hadapan kaum muslimin, memuji Allah dan menyanjung-Nya, dan bersabda: Sesungguhnya matahari dan rembulan itu termasuk tanda-tanda kebesaran Allah. Keduanya terjadi gerhana bukan karena kematian atau kelahiran seseorang. Oleh sebab itu, jika kalian melihat keduanya gerhana, maka bertakbirlah, berdoalah kepada Allah, kerjakanlah salat dan bersedekahlah! Hai umat Muhammad, tidak seorang pun lebih cemburu daripada Allah, bila hambanya, lelaki maupun perempuan, berbuat zina. Hai umat Muhammad, demi Allah, seandainya kalian tahu apa yang kuketahui, tentu kalian banyak menangis dan sedikit tertawa. Ingatlah! Bukankah aku telah menyampaikan (HR Muslim).



4. Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata: 
Rasulullah saw. bersabda: Tidak ada pezina yang di saat berzina dalam keadaan beriman. Tidak ada pencuri ketika mencuri dalam keadaan beriman. Begitu pula tidak ada peminum arak di saat meminum dalam keadaan beriman (HR Muslim).



5. Hadis riwayat Abu Hurairah ra.: 
Dari Nabi saw., beliau bersabda: Ada tujuh golongan yang bakal dinaungi oleh Allah di bawah naungan-Nya, pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya, yaitu: Pemimpin yang adil, pemuda yang tumbuh dengan ibadah kepada Allah (selalu beribadah), seseorang yang hatinya bergantung kepada mesjid (selalu melakukan salat jamaah di dalamnya), dua orang yang saling mengasihi di jalan Allah, keduanya berkumpul dan berpisah karena Allah, seorang yang diajak perempuan berkedudukan dan cantik (untuk berzina), tapi ia mengatakan: Aku takut kepada Allah, seseorang yang memberikan sedekah kemudian merahasiakannya sampai tangan kanannya tidak tahu apa yang dikeluarkan tangan kirinya dan seseorang yang berzikir (mengingat) Allah dalam kesendirian, lalu meneteskan air mata dari kedua matanya (HR Muslim).

Barang dan Benda Peninggalan Rasulullah

Barang dan Benda Peninggalan Rasulullah

Foto- foto dibawah ini  merupakan sebagian dari koleksi barang dan benda Nabi Muhammad S.A.W yang tersimpan dari Museum berbagai negara di Timur Tengah seperti di, Turki,Iran ,Yordania, dll. Namun Keotentikan dari barang dan benda tersebut belum sepenuhnya dapat di pertanggung jawabkan.


Sendal Nabi Muhammad SAW.





Baju gamis Nabi Muhammad



Stempel Nabi Muhammad



Wadah tempat minum Nabi



Kunci Ka'bah di jaman Nabi Muhammad SAW



Jejak kaki Rasulullah SAW



benda dan barang- barang Rasulullah



Topi Perang Rasulullah

Pedang- Pedang Legendaris Dalam Sejarah Islam

Pedang- Pedang Legendaris Dalam Sejarah Islam

Al-Ma'thur.

 
Pedang Al-Ma'thur, yang juga dikenal dengan dengan sebutan Ma'thur al- Fijar , Pedang ini dimiliki oleh Nabi Muhammad sebelum beliau menerima wahyu pertama di Mekkah. Pedang yang bertahtakan zamrud dan pirus ini mempunyai panjang sekitar 99 cm dan berlapis emas., serta pada peganganya bertuliskan Abdallah  b.Abd al- Muthalib Pedang tersebut dibawa oleh Nabi pada saat peristiwa Hijrah dari Mekkah ke Madinah. Pedang Al-'Mathur dapat dilihat di Museum Topkapi, Istanbul.


Qal'i
Qal'i atau Qul'ay merupakan nama dari pedang ini, Qal'i diambil dari nama sebuah tempat di daerah Suriah sedangkan istilah Qul'ay adalah nama sebuah tempat di antara India dan Cina. Menurut beberapa Ulama, arti dari Qal'i mengacu pada kata timah atau timah putih yang ditambang di lokasi berbeda. Pedang ini merupakan salah satu pedang yang di dapat sebagai rampasan perang dari Bani Qaynaqa, namun ada juga yang mengatakan bahwa pedang ini didapat pada saat kakek dari Nabi Muhammad SAW berada di sumur Zamzam di Mekkah.

Al- Qadib


Al-Qadib adalah pedang tipis yang konon bentuknya hampir menyerupai sebuah tongkat. Pedang ini mempunyai panjang sekitar 100 cm dan di dua sisi pedang tersebut bertuliskan "La Ilaha Illallah" (Tiada Tuhan selain Allah). Tidak ada catatan sejarah yang menyebutkan bahwa pedang ini pernah digunakan dalam suatu pertempuran di zaman Nabi Muhammad.. Pedang Al- Qadib disimpan di rumah Nabi Muhammad SAW dan digunakan di kemudian hari pada masa pemerintahan Khalifah Fatimiyah.

Al- Rasub


 Al- Rasub mempunyai panjang 140 cm dan memiliki lingkaran emas yang bertuliskan Ja'far al- Sadiq. Pedang ini disimpan dan diwariskan secara turun temurun di keluarga Nabi.

Al- Adb

Al-Adb yang berarti "memotong" dikirim ke Nabi Muhammad sesaat sebelum perang Badar, beliau juga menggunakan pedang ini pada saat perang Uhud. Pada hari ini, pedang tersebut dapat dijumpai di Masjid Husain, Kairo (Mesir).

Al- Mikhdham

Al- Mikhdham adalah salah satu nama pedang Rasulullah, diriwayatkan bahwa pedang ini berasal dari Nabi Muhammad SAW yang kemudian diberikan kepada Sayiddina Ali bin Abi Thalib dan diteruskan ke anak-anaknya Ali. Namun ada riwayat lain yang menyebutkan bahwa pedang ini berasal dari Sayiddina Ali bin Abi Thalib sebagai hasil rampasan pada serangan yang beliau pimpin di Syria.

Al-Battar
Al-Battar adalah sebuah pedang Nabi Muhammad SAW sebagai hasil rampasan dari Banu Qaynaqa. Pedang ini disebut sebagai ‘Pedangnya para nabi‘, dan di dalam pedang ini terdapat ukiran tulisan Arab yang berbunyi : Nabi Daud AS, Nabi Sulaiman AS, Nabi Musa AS, Nabi Harun AS, Nabi Yusuf AS, Nabi Zakaria AS, Nabi Yahya AS, Nabi Isa AS, Nabi Muhammad SAW.
Di pedang tersebut juga terdapat lukisan Goliath, diriwayatkan bahwa pemilik pertama pedang ini, yakni Nabi Daud AS pernah  memotong kepala Goliath. Di pedang ini juga terdapat tulisan yang diidentifikasi sebagai tulisan Nabataean. Keberadaan pedang ini sekarang disimpan di Museum Topkapi, Istanbul.

Hatf

Al-Hatf adalah sebuah pedang Nabi Muhammad SAW sebagai hasil rampasan dari Banu Qaynaqa. Berbentuk blade, dengan panjang 112 cm dan lebar 8 cm. Dikisahkan bahwa Nabi Daud AS mengambil pedang "Al Battar" dari Goliath sebagai rampasan ketika dia mengalahkan Goliath pada saat berumur 20 tahun. Allah SWT memberi kemampuan kepada Nabi Daud AS untuk "bekerja" dengan besi, membuat baju baja, senjata dan alat perang, dan beliau juga membuat senjatanya sendiri. Dan Hatf adalah salah satu buatannya, menyerupai Al Battar tetapi lebih besar dari itu. Dia menggunakan pedang ini yang kemudian disimpan oleh suku Levita (suku yang menyimpan senjata-senjata barang Israel) dan akhirnya sampai ke tangan Nabi Muhammad SAW.

Dhu Al- Faqar

Dhu Al- Faqar adalah sebuah pedang Nabi Muhammad SAW sebagai hasil rampasan pada waktu perang Badar. Dan dilaporkan bahwa Nabi Muhammad SAW memberikan pedang ini kepada Ali bin Abi Thalib. Saat perang Ubud selesai, Ali mengembalikan kepada Rasulullah dengan bersimbah darah dari tangan dan bahunya dengan membawa Dhu Al Faqar di tangannya. Banyak sumber mengatakan bahwa pedang ini milik Ali Bin Abi Thalib dan keluarga.

Kamis, 03 Januari 2013

ayo gabung di bisnis online !


Mau Online Facebook Dan gak ngeluarin Uang Buat Beli pulsa

Malah Dapat penghasilan 1,5 jt per bulan . . .

BURUUUUAAAAANNNN Gabung disini . . . Dan Coba sendiri

Maen Facebook dan dapat penghasilan Tambahan tiap bulan'y

Hayoooo....segera gabung Penerimaan Member terbatas.

Buktikan Sendiri Hasil'y.....http://www.bisnisfacebooker.com/?id=aripdewi11

Rabu, 02 Januari 2013

KISAH NABI MUHAMMAD SAW SEWAKTU MENEMUI AJALNYA.*

KISAH NABI MUHAMMAD SAW SEWAKTU MENEMUI AJALNYA.*

Betapa mulia dan indahnya akhlak baginda Ya Rasulullah Mengingatkan kita dalam Kematian

Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan salam. "Bolehkah saya masuk?" tanyanya. Tapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk, "Maafkanlah, ayahku sedang demam," kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup pintu. Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya pada Fatimah, "Siapakah itu wahai anakku?"."Tak tahulah ayahku, orang sepertinya baru sekali ini aku melihatnya,"tutur Fatimah lembut. Lalu, Rasulullah menatap puterinya itu dengan pandangan yang menggetarkan.Seolah-olah bahagian demi bahagian wajah anaknya itu hendak
dikenang. "Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. Dialah malaikatul maut," kata
Rasulullah,Fatimah pun menahan ledakan tangisnya.

Malaikat maut datang menghampiri, tapi Rasulullah menanyakan kenapa Jibril tidak ikut bersama menyertainya. Kemudian dipanggillah Jibril yang
sebelumnya sudah bersiap di atas langit dunia menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini. " Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?" Tanya Rasululllah dengan suara yang amat lemah. "Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti rohmu. Semua surga terbuka lebar menanti kedatanganmu," kata Jibril. Tapi itu ternyata tidak membuatkan Rasulullah lega, matanya masih penuh kecemasan.

"Engkau tidak senang mendengar khabar ini?" Tanya Jibril lagi. "Khabarkan
kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?" "Jangan khawatir, wahai Rasul Allah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku: 'Kuharamkan surga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada di dalamnya," kata Jibril. Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan ruh Rasulullah ditarik. Nampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh,
urat-urat lehernya menegang."Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini."

Perlahan Rasulullah mengaduh. Fatimah terpejam, Ali yang di sampingnya
menunduk semakin dalam dan Jibril memalingkan muka. "Jijikkah kau melihatku, hingga kau palingkan wajahmu Jibril?" Tanya Rasulullah pada Malaikat pengantar wahyu itu. "Siapakah yang sanggup, melihat kekasih Allah direnggut ajal," kata Jibril. Sebentar kemudian terdengar Rasulullah mengaduh, karena sakit yang tidak tertahankan lagi. "Ya Allah, dahsyat nian maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku. "Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi.

Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu, mendekatkan
telinganya."Uushiikum bis-shalaati, wamaa malakat aimaanukum - peliharalah shalat dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu." Di luar, pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan. Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan. "Ummatii, ummatii, ummatiii!" - "Umatku, umatku, umatku"

Dan, berakhirlah hidup manusia mulia yang memberi sinaran itu. Kini,
mampukah kita mencintai sepertinya? Allaahumma sholli 'alaa Muhammad
wa'alaihi wasahbihi wasallim. Betapa cintanya Rasulullah kepada kita.

Usah gelisah apabila dibenci manusia kerana masih banyak yang menyayangimu di dunia, tapi gelisahlah apabila dibenci Allah kerana tiada lagi yang mengasihmu di akhirat kelak. Baca sampai habis dan ambil iktibar?masyarakat kita kini klu sebut psl artis semua tau siap dengan terperinci lg tu serba-serbinya tp klu tanya psl agama belum tentu lagi tahu ke tidak..

Selasa, 01 Januari 2013

menjadi muslim yang baik


isah Nyata : MANTAN PEMIMPIN REDAKSI MEDIA PORNO YANG BERTAUBAT ...

Bismillahir-Rahmaanir-Rahim ... Ia telah bergelut dalam sebuah tabloid porno selama enam tahun. Menulis berita dan mengumbar gambar-gambar syahwat telah menjadi dunianya. Namun, dalam satu momen, akhirnya ia insyaf, kembali ke jalan Ilahi. Berikut ini penuturanya ...

Kuakui, aku sangat kotor. Aku bukan hanya memungut sampah. Bahkan, akulah sampah itu. Kini, aku belajar mandi bersih sebersih-bersihnya. Melangkah yang benar menuju Allah.

Belajar untuk mempertanggungjawabkan semua anggota tubuh dengan benar. Tangan digunakan untuk menulis yang baik-baik. Memasukkan ke mulut dari hasil yang baik. Kaki melangkah menghadap ke kiblat. Bukan ke tempat-tempat dugem. Aku belajar untuk itu ...

Namaku Tasmi. Kini, usiaku 30-an tahun. Bapakku Jawa, ibuku Sunda. Aku lahir di tengah-tengah kesibukan orang tua yang bekerja sebagai pegawai sebuah perusahaan minyak di sebuah kota nun di pulau Sumatera, suatu hari pada tahun 1970-an. Melihatku tumbuh menjadi anak yang cerdas, saat memasuki SMP, orangtuaku memasukkan aku ke sebuah lembaga pendidikan favorit berbasis nonmuslim.

Kelak, dari sinilah tiket masuk menuju pintu pergaulan bebasku dengan dunia luar menemukan tempatnya. Meski sesungguhnya Bapak dan Ibuku rajin menanamkan nilai-nilai luhur agama Islam sejak kecil.

Aku bukan siapa-siapa ketika bekerja sebagai wartawan di sebuah surat kabar harian. Gaji pas-pasan. Setiap hari bergelantungan dari satu bis ke bis lainnya. Bulir-bulir keringat mengucur sepanjang hari. Saat hari menyembunyikan sinarnya, kembali aku bersahabat dengan sepetak ruang sumpek. Kontrakan. Di sini aku menghimpun segenap energi, sebagai bekal, supaya kuat bekerja keesokan harinya.

Tahun 2000, kehidupanku berubah drastis setelah aku dipercaya menduduki puncak karir tertinggi, pemimpin redaksi, di sebuah tabloid porno terbesar saat itu. Dengan oplah besar hingga ratusan ribu, aku menerima upah besar setiap bulannya. Jutaan rupiah. Ditambah bonus-bonus, hidupku benar-benar bertabur uang. Ditambah fasilitas di luar gaji, mobil mewah tak ubahnya baju. Satu usang, mobil lain kudapat.

Di mana ada gula, di situ pula semut berkerumun. Duduk di puncak karir, aku benar-benar mendapat perlakuan istimewa. Di kantor, sapaan ramah dan senyum hangat bertebaran menyambutku. Jajaran staf siap menjalankan segenap perintah. Di luar sana, satu dua orang tak dikenal menyapaku bersahabat. Meski aku sama-sekali tak mengenalinya.

Begitulah. Saat puncak kemegahan benar-benar berada dalam genggamanku, dari staf paling bawah, hingga orang yang tidak aku kenal menyapaku ramah. Mereka mengerubungiku, selayak gula yang selalu dikerubungi semut.

Aku benar-benar terbuai. Segenap kemegahan itu membuatku lupa penderitaan orang lain. Nun di kedalaman hati, tidak ada lagi rasa sensitif tersisa. Kebal. Mati rasa. Aku lupa diri. Sombong. Persetan dengan derita orang lain. Hidup dengan kantong tebal dan berkelimpahan fasilitas membuatku hampir lupa segalanya.

Maka, kutinggalkan semua tentang Islam. Puasa Ramadhan tak ubahnya dagelan. Main-main saja. Pagi puasa, pukul 11 makan. Melihatku tidak berpuasa, anak buah ikut serta. Kami membangkang berjamaah. Belum lagi dengan pergaulanku dengan kilau gemerlapnya kehidupan dunia malam. Dugem menjadi ritual setiap pekannya.

Dalam seminggu, dua tiga kali, bersama teman-teman, aku rutin menyambangi arena pesta malam itu. Tak peduli dengan biaya yang luar biasa besar yang harus kubayar. Uang Rp. 1 juta hingga Rp. 2 juta melayang setiap kali bertandang ke gemerlap kehidupan dunia malam.

Akulah Sampah itu! ..

Kuakui, aku sangat kotor. Aku bukan hanya memungut sampah. Bahkan, akulah sampah itu! Sejak awal aku bekerja di tabloid mingguan itu aku menafikan bahwa ini tabloid pornografi. Dilarang. Melanggar hukum. Merusak moral. Aku tidak peduli itu. Dan aku tidak mau peduli. Ini adalah bisnis. Titik!

Enam tahun, 2000-2006, aku total di dalamnya. Aku duduk di empuknya puncak karir. Dengan gaji besar. Dengan fasilitas mewah. Dengan segenap limpahan materi itu, siapa yang tidak ingin.

Di luar sana, banyak orang mengincarnya. Bisnis pornografi ini menggeliat luar biasa. Media ini berkembang pesat. Dengan pola pikir yang seragam: ini bisnis, soal mau rusak atau tidak itu urusan masyarakat, kalau tidak mau membaca, jangan membeli, selama pemerintah tidak melarang kami, kami jalan terus.

Oplah terus merangkak naik. Dari semula yang hanya cetak 30 ribu eksemplar per minggunya, melonjak tajam hingga sempat cetak sebanyak 100 ribu eksemplar. Walaupun sempat turun, itu sesaat saja. Khalayak sudah terlalu menikmati dengan totalitas suguhan gambar-gambar pengumbar syahwat yang diumbar di tabloid kami. Secara bisnis, kami sukses merebut hati pasar.

Jika seseorang sudah kecanduan dengan sebuah hidangan, maka berapa pun, dimana pun hidangan itu tersaji, dia akan mengejarnya. Meski bandrol tabloid kami lebih mahal, nyatanya tabloid porno ini laris manis bak kacang goreng. Totalitas gambar-gambar nyaris telanjang yang kami tampilkan di tabloid itu, membuat mata banyak orang berduyun-duyun berebut membelinya. Kami meraup keuntungan besar.

Dengan uang sebesar Rp. 500 ribu, kami bebas mengekspos gambar perempuan pengumbar syahwat di halaman sampul tabloid. Di halaman dalam, foto model dengan segenap keindahan tubuhnya hanya kami hargai Rp. 100 ribu saja.

Sepanjang hari, kru kami habis-habisan membidik pose-pose si model untuk mendapat gambar-gambar terbaiknya. Dengan satu orang model, kru kami bisa menghasilkan 40 hingga 100 frame gambar. Ya, dengan modal yang relatif kecil itu, kami meraup keuntungkan ratusan juta!

Lalu, apa bedanya aku dengan germo? Atau, apa bedanya pula aku dengan bandar narkoba? Jika aku memberi Anda sebutir ekstasi, misalnya, maka sebutir ekstasi itu hanya Anda telan sendiri, dan hanya tubuh Anda sendiri yang merasakan sesudahnya.

Sementara, ketika aku memberi Anda satu tabloid, berapa puluh orang yang membacanya. Seseorang yang terlanjur candu narkoba, mungkin masih bisa diterapi. Lalu bagaimana dengan orang yang perilakunya sudah menyimpang, kecendrungan seksnya tidak karuan karena suguhan gambar-gambar porno di tabloid itu? Adakah terapi untuk para pecandu seksual? Apa terapi bagi pecandu masturbasi?

Ternyata, pornografi lebih ganas dari narkoba. Aku sangat kotor. Aku bukan hanya memungut sampah. Bahkan, akulah si sampah itu!

Hampa ...

Aku lelah. Hampa. Aku memiliki apa-apa, tapi tidak punya apa-apa. Lebih baik bekerja sebagai wartawan sebuah harian dengan gaji ratusan ribu (saat itu tahun 1998/1999), daripada menjadi pemimpin redaksi dengan gaji jutaan, tapi seperti itu ...

“Saya mau keluar.”

“Kenapa, Mbak?”

“Enggak tahu. Saya mau keluar.”

“Jangan keluar, Mbak. Sebentar lagi deviden turun.”

“Tidak. Saya mau keluar.”

Maka, pada pertengahan Januari 2006, aku benar-benar keluar dari perusahaan tempatku enam tahun menghabiskan waktu dan pengabdianku. Sepanjang 2006, aku menghabiskan waktuku hanya di rumah. Aku benar-benar memutus hubungan dengan dunia luar. Sepanjang itu aku menghabiskan waktuku untuk sujud, sujud dan sujud.

Suatu siang, saat aku di rumah, seorang ibu mengetuk pintu rumah.

“Tok...tok...tok...Assalamu’alaikum!”

“Wa’alaikum salam...”

“Ini Mbak, ada jajan seadanya.”

“Terima kasih, Ibu.”

Setelah menyerahkan sepiring pizza, si ibu itu pamit. Dia Ibu Ely, tetangga yang kelak banyak mengenalkanku untuk lebih dekat dengan Sang Pemilik Kehidupan. “Alhamdulillah, ada yang mau peduli.”

Keesokan harinya, tak sengaja kami bertemu lagi.

“Mbak, besok ikut taklim.”

“Saya enggak bisa ngaji, Bu.”

“Enggak apa-apa. Pokoknya besok ikut.”

Aku datang ke majelis taklim itu dengan niat konyol: biar tidak jadi bahan omongan. Di majelis taklim, aku benar-benar tidak bisa membaca apa-apa. Hanya bisa membaca surah al-Fatihah. Sementara ibu-ibu jamaah sudah pandai mengaji.

Suatu hari, empat bulan setelah melepas pucuk karir di tabloid porno itu, seseorang menawariku untuk membuat tabloid yang sama (tabloid porno). Saya hanya tertawa. Tidak! Cukup! Cukup!

Baca firman-Nya berikut ini. “...Setiap suatu umat masuk (ke dalam neraka), dia mengutuk kawannya (yang menyesatkannya); sehingga apabila mereka masuk semuanya berkatalah orang-orang yang masuk kemudian di antara mereka kepada orang-orang yang masuk terdahulu: ‘Ya Tuhan kami, mereka telah menyesatkan kami, sebab itu datangkanlah kepada mereka siksaan yang berlipat ganda dari neraka...’”

Bayangkan. Berapa ribu masyarakat Indonesia yang akan menunjuk aku. “Itu ya Allah ... Gara-gara dia saya masuk ke neraka...”

Tidak! Cukup! Sudah! Ibu Ely selalu membesarkan hatiku. “Percayalah Mbak Tasmi, Allah tidak sejahat itu ...”

Lezatnya Zikir ...

Melalui Ibu Ely, aku akrab dengan majelis taklim. Aku mendapatkan yang luar biasa dari taklim itu. Aku merasa taklim itu indah sekali. Lezat sekali. Pengaruhnya sangat luar biasa dalam kehidupanku.

Aku menangis. Kenapa kok baru sekarang aku tahu Islam. Sejak pelan-pelan melangkah hidup lurus, aku tidak pernah merasa takut dengan apa yang akan terjadi besok. Jika dahulu aku sudah berpikir tahun depan harus begini-begitu, punya ini -punya itu, maka sekarang jangankan tahun, untuk besok pun aku hampir tidak berfikir.

Menyesal, pasti. Tapi yang terpenting, bagaimana penerimaan kita pada diri kita sendiri. Kalau kita selalu memberontak, kita tidak akan sampai ke arah yang ingin kita capai. Karenanya, ikhlas dan ridha menjadi keharusan.

Dulu, aku kaya. Tapi tidak eksklusif. Sekarang, aku tidak kaya, tapi mewah. Dulu, aku hidup dalam kesibukan siang dan gemerlapnya malam. Sekarang, aku merasa tenang dalam kesendirian. Aku melepaskan dari kenyamanan hidup.

Kurang itu justru lebih. Begitu orang bijak bilang. Sekarang inilah hidupku berada di puncak kemewahan. Saat aku lebih dekat dengan sujud, berkomunikasi dengan Allah. Aku tinggal bilang apa pun yang aku rasakan.

Kini, aku hanya ingin melangkah yang benar menuju Allah. Aku belajar mempertanggungjawabkan semua anggota tubuh ini dengan benar. Tangan digunakan untuk yang baik-baik. Untuk makan dari rezeki yang baik. Memasukkan sesuatu ke mulut dari hasil yang baik. Kaki melangkah untuk menghadap ke kiblat. Bukan ke tempat-tempat dugem. Semoga menjadi ibrah. (Seperti diceritakan Tasmi kepada Arifin)

Wallahu A'lam bishawab ..
Wabillahi Taufik Wal Hidayah, ...

Salam Terkasih ..
Dari Sahabat Untuk Sahabat ...

... Semoga tulisan ini dapat membuka pintu hati kita yang telah lama terkunci ...

Semoga bermanfaat dan Dapat Diambil Hikmah-Nya ...
Silahkan DICOPAS atau DI SHARE jika menurut sahabat note ini bermanfaat ....

#BERSIHKAN HATI MENUJU RIDHA ILAHI#
--------------- --------------- --------------- ---
.... Subhanallah wabihamdihi Subhanakallahum ma Wabihamdika Asyhadu Allailaaha Illa Anta Astaghfiruka Wa'atuubu Ilaik ....

# SUMBER : http://www.majalah-hidayah.com/iktibar/taubat/tasmi--mantan-pemimpin-redaksi-media-porno-yang-insyaf.html

Photocopy al - Mawardi

Di beranda Blogger, klik "Ciptakan Blog Anda" lalu buatlah Akun Google. Perhatikan bahwa Anda mungkin telah memiliki Akun Google jika sebelumnya telah menggunakan produk Google seperti orkut, Grup Google, Gmail, dan produk lainnya - jika demikian, lanjutkan dan masuklah. Selanjutnya, pilih nama tampilan dan setujui Persyaratan Layanan Blogger. Setelah semuanya disiapkan, Anda siap untuk mulai membuat blog!